"Bagaimana rasanya mati?"
Suatu saat aku menanyakan pertanyaan itu pada diriku sendiri. Apakah seperti yang dikatakan Sirius Black pada Harry Potter: quicker than falling asleep—terasa lebih cepat daripada ketika terlelap? Akankah prosesnya terasa menyiksa, sehingga aku akan menjerit-jerit hingga semua orang yang di dekatku akan menutup telinga sambil membatin miris dan iba? Atau hanya seperti orang yang mengantuk: menguap sedikit, otot-otot mata tak lagi kuat membuka kelopak mata hanya demi melihat untuk yang terakhir kali, lalu tertidur begitu saja?
Bagaimana rasanya mati?
Aku belum pernah melihat secara langsung seperti apa perjalanan manusia meninggalkan raganya yang fana. Bagaimana prosesnya? Seumur hidup, aku hanya pernah melihat hasil akhir. Sang raga dibalut dengan pakaian yang indah. Seikat bunga diselipkan dalam genggaman tangan raga yang telah ditinggal jiwa. Terkadang ada pula yang memasukkan benda-benda kesayangannya ke dalam peti: boneka, kalung kesayangan, kitab suci (yang nantinya semua itu takkan turut dikubur bersama jenazah). Terkadang aku melihat raga yang akan diantarkan ke dalam liang sedalam dua meter itu ditutup kain kafan. Lalu, raga yang telah lepas dari jiwanya itu diantarkan ke liang lahat dengan untaian doa, derai tangis di sana-sini, jerit pilu, kata-kata perpisahan yang dibuat dadakan (seringkali berisi cerita mengenai apa yang dialami bersama mendiang karena tidak tahu harus berkata apa), lantunan elegi, bunga tabur, dan air yang disiramkan seusai raga itu dibaringkan di pembaringan terakhirnya.
Aku ingin tahu rasanya, serta aku ingin tahu apa yang akan terjadi setelah jiwaku berpisah dengan ragaku. Aku juga ingin tahu apa yang dipikirkan orang-orang ketika aku mati.
Mungkin ada yang menangis, ada yang membisu, ada yang mencoba berdiri tegar, bahkan mungkin ada yang tersenyum senang atau tertawa setelah pemakamanku.
Aku ingin tahu apa yang akan mereka bicarakan ketika aku pergi. Aku ingin mendengar dengan telingaku sendiri apa yang mereka katakan tentangku.
Bagaimana rasanya mati? Dengan cara apakah aku akan mati? Di manakah aku akan mati?
Akankah nyawaku melayang dalam sebuah tragedi mengenaskan? Atau aku akan mati konyol? Atau mungkin dalam tidur malamku?
Rahasianya ada pada Sang Khalik.