Thursday, October 20, 2011 0 comments

Doraemon Ending Episode

Doraemon. Siapa sih yang nggak tahu? Pasti dari bocah TK sampai orang dewasa tahu. Sudah pernah menonton filmnya, membaca komiknya, bahkan mengoleksi pernak-perniknya. Kalau sudah pernah menonton (mungkin) seluruh serialnya, pernah nggak terlintas bagaimana akhir dari serial buatan Fujiko F. Fujio ini?

Sejak tahun 1980-an, banyak bermunculan cerita dan spekulasi tentang akhir cerita Doraemon. Ada yang mengatakan Nobita menderita autisme dan semua tokoh yang ada termasuk Doraemon adalah imajinasi belaka. Versi lain mengatakan bahwa Nobita jatuh dan kepalanya terbentur sebuah batu hingga koma. Doraemon rela menjual seluruh peralatan di kanton ajaibnya agar nyawa Nobita dapat terselamatkan. Masih banyak versi-versi lain yang bermunculan tentang akhir kisah Doraemon. 

Di antara berbagai versi-versi yang beredar, yang paling optimistik adalah versi yang dipublikasikan oleh Nobuo Satu. Dalam versinya, diceritakan suatu hari Nobita pulang ke rumah dan merengek-rengek mengadu ke Doraemon. Tapi tak lama, ia menyadari ada sesuatu yang salah dengan Doraemon—robot kesayangannya itu—hanya diam dan tak menjawab keluhannya. Ia pun segera menelepon Dorami, adik Doraemon, dan meminta petunjuk darinya. Dorami kemudian memberi tahu bahwa baterai milik Doraemon habis. Lebih jauh lagi, Dorami menjelaskan bahwa robot kucing versi lama seperti Doraemon seharusnya memiliki cadangan baterai pendukung memori di bagian telinga, tetapi karena Doraemon telah kehilangan telinganya, ia tidak memiliki tenaga cadangan untuk menyimpan memori dan ingatannya. Satu-satunya cara untuk menghidupkan kembali Doraemon adalah dengan mengganti baterainya, namun itu berarti Doraemon akan kehilangan seluruh ingatan tentang diri dan kawan-kawannya—termasuk tentang Nobita.


Di saat bersamaan, polisi-waktu membuat peraturan baru dan melarang adanya "perjalanan waktu" dan menghalangi Nobita yang berusaha membawa Doraemon untuk diperbaiki di masa depan. Dorami kemudian memberikan pilihan: nekat menerobos polisi-waktu, memperbaiki Doraemon di masa depan dan menghapus ingatannya atau menunggu seseorang dari masa depan datang dan memperbaiki Doraemon; Nobita memilih cara kedua. Nobita—yang sangat kehilangan Doraemon—kemudian berjanji untuk belajar keras demi Doraemon. Usaha Nobita berhasil, tiga tahun kemudian Nobita lulus SMA dengan nilai terbaik dan menjadi seseorang yang sangat populer di sekolahnya. Meskipun demikian, sifat Nobita yang ceria dan optimistik hilang, ia menjadi seorang kutubuku yang selalu menyendiri. Dua puluh sembilan tahun kemudian, diceritakan Dekisugi yang telah menjadi presiden Jepang, mengadakan reuni dengan Suneo dan Giant. Ketiganya membahas mengenai masalah tentang "hilangnya" Doraemon dan tentang Time Paradox, sebuah teori yang menjelaskan bahwa sejarah dunia dapat berubah dengan diciptakannya mesin waktu. dan dari percakapan itulah terpapar alasan kenapa patroli waktu tak memberikan izin nobita untuk memperbaiki Doraemon di masa depan, karena Nobita itu sendiri yang menciptakan Doraemon. Setelah diperbaiki, doraemon menjadi mempunyai telinga dan berwarna kuning, dipeluknya erat-erat Doraemon. Dan mereka hidup bahagia selamanya.

Ketika duo Fujiko Fujio berpisah pada tahun 1987, ide akan akhir Doraemon yang tidak resmi tidak pernah didiskusikan. Sejak Fujiko F. meninggal tahun 1996 sebelum pilihan apapun tercapai, akhir dari Doraemon adalah fiksi para fans, tetapi, pada banyak episode dan film ketika Nobita melakukan perjalanan waktu menampilkan akhirnya ia menikahi Shizuka, memimpin menuju kehidupan yang bahagia dan terpisah dari Doraemon, walaupun Nobita dan temannya masih ingat dengannya.

Sumber : Wikipedia


Nah...ini video Doraemon Ending Episode :)


Sunday, October 2, 2011 0 comments

Unexpectable

Seorang lelaki usia belasan tahun berbalut kaos hitam dengan celana jeans berdiri di depanku. Dia tersenyum manis padaku. Bagiku, senyumannya menyiratkan suatu pesan. Dia menggenggam tanganku erat-erat. 
"Nanda...Jangan cari aku lagi ya"
"Kenapa, Des? Emangnya kamu mau pindah rumah ato apa gitu?" Candaku. Lelaki itu mendesah.
"Udahlah, Da. Kamu nggak usah cari-cari aku lagi. Sampai kapan pun kamu nggak akan menemukan aku. Oh ya, kamu masih inget boneka Bart Simpson yang aku kasih ke kamu? Jangan hilang ya."
"Kamu kenapa sih, Des?"
"Aku sayang banget sama kamu. Cintaaaa banget. Aku bakal selalu bersamamu, sampai kapan pun." Lalu lelaki itu menghilang dalam cahaya menyilaukan.
"Des! Desta! DESTA!!"

***
Jam weker di samping ranjangku berbunyi nyaring. 05.00. Aku segera beranjak dari tempat tidurku. Kulihat kalender yang menggantung setia di dinding kamarku. Segera aku bersiap diri untuk menyambut hari ini. Aku sangat bersemangat. Mimpi bersama Desta itu pun tak menggangguku sama sekali. Pagi itu aku berangkat ke sekolah bersama Ratna, teman dekatku. Ratna terlihat tidak ceria seperti biasanya. Wajahnya murung seperti orang sakit. Aku mendiamkannya. 

Dia semakin sedih ketika kami tiba di sekolah. Ingin aku bertanya sesuatu padanya, namun aku takut bila pertanyaanku mengusiknya. Apalagi aku tahu, Ratna termasuk orang yang sensitif. Agak susah untuk berbicara padanya di saat seperti ini. Lalu, aku mencoba mencari Desta saat istirahat. 
"Cewek...Lagi nyariin Desta ya?" tanya seorang teman Desta.
"Desta nggak masuk hari ini. Nggak tahu kenapa." kata seorang yang lain.

Nanda, jangan cari aku. Bukankah tadi malam aku sudah mengatakannya?
Aku tak mempedulikan suara tersebut. Aku tetap mencari Desta. Di kantin, parkiran sepeda, perpustakaan, ruang band, UKS, semuanya nihil. Tiba-tiba saja, Ratna menghampiriku dan memelukku erat-erat. Dia menangis terisak. Lalu ia mengeluarkan sebuah foto keluarga.
"Ini foto keluargaku. Ada aku dan Desta di dalamnya. Dia sepupuku yang paling deket sama aku. Sekarang dia udah nggak ada, Nanda..."
Aku tersentak kaget.
Desta tiada. Orang yang aku sayangi sudah tiada. Dan aku baru tahu kalau Ratna itu saudara sepupunya. Padahal aku sudah berkawan dengannya sejak SD. Bodohnya aku. Aku merasa sangat terpukul. 
"Aku tahu kamu sayang banget sama dia, Da. Maka dari itu aku nggak ngasih tahu kamu kalau dia udah nggak ada. Aku takut kamu bereaksi buruk sama aku."
"Kenapa Desta meninggal?" 
"Seandainya saja kamu tahu dari awal....Desta memiliki penyakit jantung bawaan. Jantungnya lemah. Kemarin malam dia mendadak nggak sadarkan diri. Ngomong-ngomong, dia menitipkan kertas ini buat kamu"

***
Tuk pertama kalinya
Kutemukan seorang yang bisa mengisi hatiku
Tak pernah kusangka
Tak pernah kuduga
Kutemukan dirimu....
Hanya dirimu seorang yang kucintai
Ku akan selalu menjagamu 
Biar waktu terus berlari  dan memisahkan kita
Cintaku takkan berakhir
Hanya dirimu 
- The day when I meet Nanda. It was amazing
 

 
;