Doraemon. Siapa sih yang nggak tahu? Pasti dari bocah TK sampai orang dewasa tahu. Sudah pernah menonton filmnya, membaca komiknya, bahkan mengoleksi pernak-perniknya. Kalau sudah pernah menonton (mungkin) seluruh serialnya, pernah nggak terlintas bagaimana akhir dari serial buatan Fujiko F. Fujio ini?
Sejak tahun 1980-an, banyak bermunculan cerita dan spekulasi tentang akhir cerita Doraemon. Ada yang mengatakan Nobita menderita autisme dan semua tokoh yang ada termasuk Doraemon adalah imajinasi belaka. Versi lain mengatakan bahwa Nobita jatuh dan kepalanya terbentur sebuah batu hingga koma. Doraemon rela menjual seluruh peralatan di kanton ajaibnya agar nyawa Nobita dapat terselamatkan. Masih banyak versi-versi lain yang bermunculan tentang akhir kisah Doraemon.
Di antara berbagai versi-versi yang beredar, yang paling optimistik adalah versi yang dipublikasikan oleh Nobuo Satu. Dalam versinya, diceritakan suatu hari Nobita pulang ke rumah dan merengek-rengek mengadu ke Doraemon. Tapi tak lama,
ia menyadari ada sesuatu yang salah dengan Doraemon—robot kesayangannya
itu—hanya diam dan tak menjawab keluhannya. Ia pun segera menelepon
Dorami, adik Doraemon, dan meminta petunjuk darinya. Dorami kemudian
memberi tahu bahwa baterai milik Doraemon habis. Lebih jauh lagi, Dorami
menjelaskan bahwa robot kucing versi lama seperti Doraemon seharusnya
memiliki cadangan baterai pendukung memori di bagian telinga,
tetapi karena Doraemon telah kehilangan telinganya, ia tidak memiliki
tenaga cadangan untuk menyimpan memori dan ingatannya. Satu-satunya cara
untuk menghidupkan kembali Doraemon adalah dengan mengganti baterainya,
namun itu berarti Doraemon akan kehilangan seluruh ingatan tentang diri
dan kawan-kawannya—termasuk tentang Nobita.
Di saat bersamaan, polisi-waktu membuat peraturan baru dan melarang adanya "perjalanan waktu" dan menghalangi Nobita yang berusaha membawa Doraemon untuk diperbaiki di masa depan. Dorami kemudian memberikan pilihan: nekat menerobos polisi-waktu, memperbaiki Doraemon di masa depan dan menghapus ingatannya atau menunggu seseorang dari masa depan datang dan memperbaiki Doraemon; Nobita memilih cara kedua. Nobita—yang sangat kehilangan Doraemon—kemudian berjanji untuk belajar keras demi Doraemon. Usaha Nobita berhasil, tiga tahun kemudian Nobita lulus SMA dengan nilai terbaik dan menjadi seseorang yang sangat populer di sekolahnya. Meskipun demikian, sifat Nobita yang ceria dan optimistik hilang, ia menjadi seorang kutubuku yang selalu menyendiri. Dua puluh sembilan tahun kemudian, diceritakan Dekisugi yang telah menjadi presiden Jepang, mengadakan reuni dengan Suneo dan Giant. Ketiganya membahas mengenai masalah tentang "hilangnya" Doraemon dan tentang Time Paradox, sebuah teori yang menjelaskan bahwa sejarah dunia dapat berubah dengan diciptakannya mesin waktu. dan dari percakapan itulah terpapar alasan kenapa patroli waktu tak memberikan izin nobita untuk memperbaiki Doraemon di masa depan, karena Nobita itu sendiri yang menciptakan Doraemon. Setelah diperbaiki, doraemon menjadi mempunyai telinga dan berwarna kuning, dipeluknya erat-erat Doraemon. Dan mereka hidup bahagia selamanya.
Ketika duo Fujiko Fujio berpisah pada tahun 1987, ide akan akhir Doraemon yang tidak resmi tidak pernah didiskusikan. Sejak Fujiko F. meninggal tahun 1996 sebelum pilihan apapun tercapai, akhir dari Doraemon adalah fiksi para fans, tetapi, pada banyak episode dan film ketika Nobita melakukan perjalanan waktu menampilkan akhirnya ia menikahi Shizuka, memimpin menuju kehidupan yang bahagia dan terpisah dari Doraemon, walaupun Nobita dan temannya masih ingat dengannya.
Sumber : Wikipedia
Nah...ini video Doraemon Ending Episode :)
No comments:
Post a Comment