Sunday, October 2, 2011

Unexpectable

Seorang lelaki usia belasan tahun berbalut kaos hitam dengan celana jeans berdiri di depanku. Dia tersenyum manis padaku. Bagiku, senyumannya menyiratkan suatu pesan. Dia menggenggam tanganku erat-erat. 
"Nanda...Jangan cari aku lagi ya"
"Kenapa, Des? Emangnya kamu mau pindah rumah ato apa gitu?" Candaku. Lelaki itu mendesah.
"Udahlah, Da. Kamu nggak usah cari-cari aku lagi. Sampai kapan pun kamu nggak akan menemukan aku. Oh ya, kamu masih inget boneka Bart Simpson yang aku kasih ke kamu? Jangan hilang ya."
"Kamu kenapa sih, Des?"
"Aku sayang banget sama kamu. Cintaaaa banget. Aku bakal selalu bersamamu, sampai kapan pun." Lalu lelaki itu menghilang dalam cahaya menyilaukan.
"Des! Desta! DESTA!!"

***
Jam weker di samping ranjangku berbunyi nyaring. 05.00. Aku segera beranjak dari tempat tidurku. Kulihat kalender yang menggantung setia di dinding kamarku. Segera aku bersiap diri untuk menyambut hari ini. Aku sangat bersemangat. Mimpi bersama Desta itu pun tak menggangguku sama sekali. Pagi itu aku berangkat ke sekolah bersama Ratna, teman dekatku. Ratna terlihat tidak ceria seperti biasanya. Wajahnya murung seperti orang sakit. Aku mendiamkannya. 

Dia semakin sedih ketika kami tiba di sekolah. Ingin aku bertanya sesuatu padanya, namun aku takut bila pertanyaanku mengusiknya. Apalagi aku tahu, Ratna termasuk orang yang sensitif. Agak susah untuk berbicara padanya di saat seperti ini. Lalu, aku mencoba mencari Desta saat istirahat. 
"Cewek...Lagi nyariin Desta ya?" tanya seorang teman Desta.
"Desta nggak masuk hari ini. Nggak tahu kenapa." kata seorang yang lain.

Nanda, jangan cari aku. Bukankah tadi malam aku sudah mengatakannya?
Aku tak mempedulikan suara tersebut. Aku tetap mencari Desta. Di kantin, parkiran sepeda, perpustakaan, ruang band, UKS, semuanya nihil. Tiba-tiba saja, Ratna menghampiriku dan memelukku erat-erat. Dia menangis terisak. Lalu ia mengeluarkan sebuah foto keluarga.
"Ini foto keluargaku. Ada aku dan Desta di dalamnya. Dia sepupuku yang paling deket sama aku. Sekarang dia udah nggak ada, Nanda..."
Aku tersentak kaget.
Desta tiada. Orang yang aku sayangi sudah tiada. Dan aku baru tahu kalau Ratna itu saudara sepupunya. Padahal aku sudah berkawan dengannya sejak SD. Bodohnya aku. Aku merasa sangat terpukul. 
"Aku tahu kamu sayang banget sama dia, Da. Maka dari itu aku nggak ngasih tahu kamu kalau dia udah nggak ada. Aku takut kamu bereaksi buruk sama aku."
"Kenapa Desta meninggal?" 
"Seandainya saja kamu tahu dari awal....Desta memiliki penyakit jantung bawaan. Jantungnya lemah. Kemarin malam dia mendadak nggak sadarkan diri. Ngomong-ngomong, dia menitipkan kertas ini buat kamu"

***
Tuk pertama kalinya
Kutemukan seorang yang bisa mengisi hatiku
Tak pernah kusangka
Tak pernah kuduga
Kutemukan dirimu....
Hanya dirimu seorang yang kucintai
Ku akan selalu menjagamu 
Biar waktu terus berlari  dan memisahkan kita
Cintaku takkan berakhir
Hanya dirimu 
- The day when I meet Nanda. It was amazing
 

No comments:

Post a Comment

 
;