Friday, February 8, 2019

Angin dan Dedaunan

angin dan dedaunan tak pernah saling bertegur sapa
seringnya, angin seperti anak kecil yang berlarian kesana kemari
nanti disana, sejurus kemudian sudah di lain tempat
angin dan dedaunan tidak pernah saling menyatakan rasa
tetapi mereka berdua tahu kapan dan di mana mereka akan bercumbu, walau hanya dalam kedipan mata
sayangnya, dedaunan takkan hidup abadi bersama angin
angin akan membawanya pergi ke tempat peristirahatan terakhirnya
daun tak pernah mempertanyakan kemana angin akan membawanya
tak juga ia merajuk bila jatuh di antah berantah
yang penting ia bisa beristirahat dengan tenang, kembali pada haribaan pertiwi
tak pula ia bersedih karena tiada kata-kata yang keluar dari angin yang mengantarnya pergi
karena mereka berdua tahu bahwa sedih pun tiada guna
kesedihan hanya membuat kepergian menjadi beban berat
mereka hanya membawa suka
bagi mereka duka seharusnya ditinggalkan, bukan dirawat hingga tumbuh dan mengakar kuat

1 comment:

Unknown said...

Ich stimme zu diesem schóne Gedicht! Es wäre besser, wenn du mir deine Meinung des Gedichts erklären. Liebe sehr.

Post a Comment

 
;