Friday, July 7, 2017

Selamat Tidur, Anakku

Selamat tidur, anakku
Hujan sedari senja tadi menghapus terik tengah hari,
membuat gunung-gunung di sana telanjang tanpa sehelai kabut seperti pagi-pagi yang lalu.
Sisa-sisa dingin yang merobek kulit hendak mengantarmu menuju gerbang alam mimpi,
menghalau musuh-musuh pengganggu lelap di balik selimut tebalmu.

Anakku, jangan tergesa
Tataplah mataku dan genggamlah tanganku sebelum aku pergi lagi
"Ayah, aku takut," lirih kau katakan padaku.
Gadisku, tiada satupun makhluk kan berani menyibak kemulmu, mengguncang-guncang tubuh mungilmu dengan paksa tuk buatmu gelisah seperti semalam.
Titipkan lelah dan takutmu padaku, anakku. Aku tahu semalam kau lelah menangis karena monster-monster nakal itu.

Selamat tidur, anakku
Matikan lampu tidurmu dan tutup matamu menuju mimpi
Damai 'kan di sampingmu selalu
Haraplah esok kau dan aku masih bersua di rumah kecil kita, anakku
Aku merindukanmu
biar aku saja yang menikmatinya
Rinduku padamu kulinting seperti ganja, kuhisap hingga lupa daku akan paku-paku air es yang mengoyak kulitku.
Tahukah engkau wahai gadisku, aku tak pergi darimu.
Aku berjaga di sebelahmu.
Selalu.



1 comment:

Unknown said...

Puisi ini sangatlah cantik, Johanna. Rinduku akan tulisanmu telah terobati setidaknya. Teruslah menulis, aku mendukungmu selalu.

Post a Comment

 
;